Surat Terbuka Untuk Mahasiswa

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّباً مُبَارَكًا فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَاهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ:
Saudaraku, bersyukurlah atas nikmat-nikmat Allah yang banyak tercurah untukmu. Tentu jika Anda menghitungnya, Anda tidak bisa.
Pada suatu malam Hasan al-Bashri membaca berulang-ulang firman Allah Ta’ala:
(( وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لا تُحْصُوهَا ))
“Dan jika kalian menghitung nikmat-nikmat-Ku tentu kalian tidak akan bisa menghitungnya.” [QS. Ibrahim [14]: 34]
Saat ditanya tentang hal itu, dia menjawab, “Sesungguhnya ayat itu menggandung pelajaran yang sangat berharga. Setiap kali kita membuka mata pasti melihat karunia Allah. Sementara karunia Allah yang tidak kita ketahui jauh lebih banyak.” [SMS Tadabbur al-Qur`an (hal. 158-159), cet. Pustaka Elba]
Di antara karunia itu adalah memberi kesempatan kepadamu melanjutkan studi ke perguruan tinggi teknik atau yang semisalnya, di mana tidak semua orang mendapatkan nikmat ini.
Sesungguhnya kaum muslimin membutuhkan sarjana kedokteran untuk menjaga kesehatan kaum muslimin, teruma dokter kandungan perempuan untuk mengatasi istri-istri kita yang akan melahirkan. Kaum muslimin membutuhkan sarjana arsitektur untuk menata negeri kaum muslimin, membangun masjid, sekolah, dan sarana umun yang rapi, indah, dan bernuansa islami. Kaum muslimin juga membutuhkan sarjana teknik mesin, elektro, dan ketrampilan-keterampilan lainnya untuk kelangsungan negeri kaum muslimin.
Bagaimana jika kebutuhan ini tidak terpenuhi? Tenanglah, kaum muslimin tidak akan terhina hanya karena tidak mempunyai sarjana. Namun, mereka akan menjadi hina di hadapan musuh ketika para sarjana itu jauh dari agama.
قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian sudah jual-beli dengan sistem riba, memegang ekor-ekor sapi, senang dengan pertanian, dan meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada kalian, tidak akan dijabut hingga kalian kembali kepada agama kalian.” [Shahih: Sunan Abu Dawud (no. 3462) dan Sunan al-Baihaqi (V/316) dari Ibnu Umar]
Semoga Allah merahmati sarjana kedokteran, sarjana arsitek, sarjana teknik elektro, dan selainnya yang hafal al-Qur`an dan hadits-hadits Rasulullah, yang faham keduanya dan terlihat pengaruhnya pada kesehariannya. Inilah yang diperlukan kaum muslimin, sarjana kedokteran dan sarjana arsitek yang hafal al-Qur`an dan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Seseorang mahasiswa menjadi berwibawa dan dianggap oleh orang-orang yang di sekitarnya karena disiplin ilmu yang ada padanya. Bukankah seorang dokter dikagumi dan dihormati oleh pasiennya? Benar, karena mereka membutuhkannya. Dan kewibawaannya ini akan semakin besar jika dibarengi dengan al-Qur`an yang ada dalam hati dan kehidupannya. Namun, jika kewibawaannya hanya karena urusan dunia semata, maka orang tersebut tidak ada nilainya di sisi Allah meskipun orang-orang mengaguminya. Suatu saat nanti, Allah akan menyeru Jibril bahwa Allah membenci fulan, lalu Jibril mengabarkan kepada penduduk langit bahwa Allah telah membenci fulan, lalu penduduk langit mengabarkan kepada penduduk bumi bahwa Allah membenci fulan, lalu semua orang shalih dari penduduk bumi membencinya.
Merupakan hal baik dan dipuji jika seseorang menguasai suatu disiplin ilmu dunia, tanpa diragukan lagi. Celaan itu hanya bagi orang-orang yang paham urusan dunianya tapi jahil urusan akhiratnya.
(( يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ ))
“Mereka hanya mengetahui yang zhahir saja dari kehidupan dunia, sementara dari akhirat mereka lalai.” [QS. Ar-Rum [30]: 7]
Ibnu Katsir berkata:
أَكْثَرُ النَّاسِ لَيْسَ لَهُمْ عِلْمٌ إِلاَّ بِالدُّنْيَا وَأَكْسِابِهَا وُشُؤُوْنِهَا وَمَا فِيْهَا، فَهُمْ حِذَاقُ أَذْكِيَاءِ فِي تَحْصِيْلِهَا وَوُجُوْهِ مَكَاسِبِهَا، وَهُمْ غَافْلُوْنَ عَمَّا يَنْفَعُهُمْ فِي الدَّارِ الْآخِرَةِ، كَأَنَّ أَحَدَهُمْ مُغَفَّلٌ لَا ذِهْنَ لَهُ وَلَا فَكْرَةَ.
“Kebayakan manusia tidak mempunyai ilmu kecuali tentang dunia, cara-cara memperolehnya, hal ihwalnya, dan apa yang terkait dengannya. Mereka adalah orang-orang yang sangat cerdas dalam meraihnya dan cara-cara menempuhnya. Namun, mereka lalai tentang apa yang bisa memberi manfaat bagi mereka di negeri akhirat, seolah-olah mereka dininabobokan, tidak waras, dan tidak berakal.” [Tafsir Ibnu Katsir (VI/ 305)]
Ayat ini merupakan celaan dari Allah bagi mahasiswa yang pandai urusan dunianya tetapi jahil masalah akhiratnya. Ibaratnya, seandainya ada laptop yang meledak, hancur berkeping-keping, hangus hardisknya, pecah monitornya, putus konektor-konektornya, tetapi karena kepandaiannya dia bisa merangkai kembali sebagaimana awalnya. Hanya saja, ketika ditanya masalah shalat, dia berkata, “Aku tidak tahu.” Padahal, shalat adalah amal pertamanya yang akan ditanya oleh Allah kelak. Allahul musta’an.
Hasan al-Bashri berkata:
وَاللَّهِ لَبَلَغَ مِنْ أَحَدِهِمْ بِدُنْيَاهُ أَنَّهُ يُقَلِّبُ الدِّرْهَمَ عَلَى ظَفْرِهِ، فَيُخْبِرَكَ بِوَزْنِهِ، وَمَا يُحْسِنُ أَنْ يُصَلِّيَ.

“Demi Allah, benar-benar salah seorang di antara mereka akan mencapai dunianya sambil membolak-balik dirham yang ada di jari-jemarinya, lalu dia mengabarkan kepadamu tentang berat timbangannya. Namun, dia tidak bisa shalat dengan baik.” [Ibid (VI/ 305)]
Saudaraku, apapun urusanmu, jangan pernah jauh dari al-Qur`an. Sesibuk apapun dirimu, jangan pernah meninggalkan al-Qur`an. Banyak orang beranggapan bahwa menuntut ilmu syar’i dan membaca al-Qur`an mengurangi jatah kuliah dan membuat kuliahnya kacau. Ini adalah anggapan yang keliru. Bahkan, siapa yang menyibukkan dirinya dengan al-Qur`an, Allah akan melapangkan urusan-urusannya. Hal ini tidak lain karena berkahnya waktunya.
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ مَنْ شَغَلَهُ الْقُرْآنُ وَذِكْرِي عَنْ مَسْأَلَتِي أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ مَا أُعْطِي السَّائِلِينَ وَفَضْلُ كَلَامِ اللَّهِ عَلَى سَائِرِ الْكَلَامِ كَفَضْلِ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Rabb Azza wa Jalla berfirman, ‘Barangsiapa yang tersibukkan oleh al-Qur`an dan berdzikir kepada-Ku daripada meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberikan kepadanya apa yang lebih baik daripada apa yang diberikan kepada orang-orang yang meminta. Dan keutamaan Kalamullah atas seluruh kalam adalah seperti keutamaan Allah atas seluruh makhluk.” [Sunan at-Tirmidzi (no. 2850), Sunan ad-Darimi (no. 428, 3419), Mushannaf Abdurrazzaq (no. 4057). At-Tirmidzi berkata, “Ini hadits hasan gharib.”]
Jangan beranggapan bahwa menghafal atau membaca al-Qur`an menguragi waktu dan menggangu kuliah. Waktu Anda tidak akan berkurang bahkan bertambah. Tentang bertambahnya waktu ini, saya nukilkan perkataan Syaikh Abdud Daim al-Kahlil dalam bukunya Thariqah Ibdaiyah li Hifzhil Qur`anil Karim:
Jika Anda mengalokasikan waktu yang semula Anda gunakan untuk belajar agar sukses dalam menempuh ujian, lalu Anda mengambil sebagian waktu tersebut untuk menghafal al-Qur`an, lantas apa yang akan terjadi?
Dugaan kuat pasti Anda mengatakan bahwa akibat yang terjadi studi Anda terpengaruh negatif karena jumlah jam yang dialokasikan untuk studi berkurang, karena studi tidak bisa terlaksana secara sempurna. Artinya, studi akan gagal dan akibatnya akan berpengaruh terhadap ujian akhir di sekolah atau perguruan tinggi.
Namun, apakah hal ini benar-benar akan terjadi? Sama sekali tidak!
Hal ini dikarenakan menghafal al-Qur`an akan meningkatkan kemampuan berfikir, meluaskan cakrawala intelektual, serta memberi Anda kemampuan tinggi dalam menghafal, memahami, dan menampung ilmu yang jauh lebih baik daripada sebelumnya.
Ketika Anda menghafal sebagian ayat al-Qur`an serta menyempurnakan hafalan ini dengan baik, Anda akan mendapati diri Anda mampu menghafal pelajaran-pelajaran Anda dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan sebelumnya. Inilah yang terjadi pada diri saya.
Sebagai contoh, untuk membaca dan memahami satu halaman sebelumnya Anda membutuhkan waktu setengah jam. Namun, setelah menghafal al-Qur`an dengan baik, Anda akan mendapati bahwa dalam setengah jam Anda mampu menyelesaikan tiga atau empat halaman dengan kualitas lebih baik dari sebelumnya. Artinya, prestasi belajar Anda akan semakin baik setelah menghafal al-Qur`an.
Prestasi ujian Anda pasti juga akan lebih baik, karena menghafal al-Qur`an akan memberi Anda ketenangan batin dan intelektual, memberi Anda keyakinan bahwa Allah yang menentukan hasil ujian Anda, bukan usaha dan kerja keras Anda. Ketenangan dan keyakinan yang seperti inilah yang dibutuhkan ketika Anda menjalani ujian, karena hal tersebut merupakan separuh kesuksesan Anda. Selesai ucapan beliau.
Saudaraku, banyak keutamaan dan alasan mengapa kita harus membaca atau menghafal al-Qur`an. Cukup saya bawakan di sini dua alasan. Renungkanlah semoga Anda mendapat hikmah.
Pertama: agar mendapatkan kedudukan yang tinggi di surga. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
“Akan dikatakan kepada Shahibul Qur`an, ‘Baca dan naiklah, dan bacalah dengan tartil sebagaimana dahulu kamu membacanya dengan tartil sewaktu di dunia. Sesungguhnya kedudukannmu (di surga) adalah di akhir ayat yang pernah kamu baca.” [Sunan Abu Dawud (no. 1252) dan ini lafazhnya, Sunan at-Tirmidzi (no. 2838), Sunan Ibnu Majah (no. 3770), Musnad Ahmad (no. 6508, 9706, dan 10933). Abu Isa at-Tirmidzi berkata, “Hasan Shahih.”]
قَالَ صَاحِبُ عَوْنِ الْمَعْبُودِ: وَقَدْ وَرَدَ فِي الْحَدِيث أَنَّ دَرَجَاتِ الْجَنَّة عَلَى عَدَد آيَات الْقُرْآنِ ، وَجَاءَ فِي حَدِيث مَنْ أَهْل الْقُرْآن فَلَيْسَ فَوْقَهُ دَرَجَةٌ ، فَالْقُرَّاءُ يَتَصَاعَدُونَ بِقَدْرِهَا .
Pengarang Aunul Ma’bud berkata, “Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa tingkatan-tingkatan surga sebanyak jumlah ayat al-Qur`an, dan disebutkan pula dalam sebuah hadits bahwa siapa yang menjadi ahli al-Qur`an, maka tidak ada derajat lagi di atasnya. Para Qurra` akan naik sesuai dengan kadar bacaannya.”
قَالَ الدَّانِيّ : وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ عَدَد آي الْقُرْآن سِتَّة آلَاف آيَة ثُمَّ اِخْتَلَفُوا فِيمَا زَادَ فَقِيلَ وَمِائَتَا آيَة وَأَرْبَع آيَات ، وَقِيلَ وَأَرْبَع عَشْرَة ، وَقِيلَ وَتِسْع عَشْرَة ، وَقِيلَ وَخَمْس وَعِشْرُونَ ، وَقِيلَ وَسِتّ وَثَلَاثُونَ.
Ad-Dani berkata, “Para ulama bersepakat bahwa jumlah ayat al-Qur`an adalah 6000 ayat, tetapi mereka berselih pendapat tentang kelebihannya. Ada yang berpendapat lebih 204 ayat, 214 ayat, 219 ayat, 225 ayat, dan 236 ayat.”
Sekarang renungkanlah, kira-kira siapakah manusia yang paling banyak bacaan al-Qur`annya? Tentu kita sepakat bahwa mereka adalah para penghafal al-Qur`an. Mengapa? Karena mereka berusaha menghafalnya, dan bila sudah hafal mereka terus membaca dan memurajaahnya agar tidak hilang.
قَالَ صَاحِبُ عَوْنِ الْمَعْبُودِ: وَيُؤْخَذ مِنْ الْحَدِيث أَنَّهُ لَا يُنَالُ هَذَا الثَّوَاب الْأَعْظَم إِلَّا مَنْ حَفِظَ الْقُرْآنَ وَأَتْقَنَ أَدَاءَهُ وَقِرَاءَتَهُ كَمَا يَنْبَغِي لَهُ .
Pengarang Aunul Ma’bud berkata, “Dari hadits ini terpahami bahwa pahala yang agung ini tidak akan diperoleh kecuali oleh orang yang menghafal al-Qur`an, mengamalkannya, dan terus membacanya, sebagaimana yang dituntut darinya.”
Kedua: agar mendapatkan pahala yang melimpah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah, maka dia mendapatkan satu kebaikan, dan kebaikan itu dilipatgandakan sepuluh yang serupa. Aku tidak mengatakan bahwa alif lam mim satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” [Sunan at-Timidzi (no. 2835) dari Abdullah bin Mas’ud. Abu Isa at-Tirmidzi berkata, “Hadits hasan shahih gharib.”]
Ini adalah keutamaan yang agung bagi para ahli al-Qur`an. Pahala yang mereka dapatkan begitu banyak sesuai kadar bacaan mereka. Kita misalkan, membaca surat yang paling pendek al-Kautsar yang jumlah hurufnya sekitar 40, lalu dikalikan dengan 10, sehingga total kebaikan orang yang membacanya adalah 400 kebaikan, dan ini hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari 10 detik. Kira-kira adakah suatu amalan yang dilakukan dengan waktu sebentar lantas pahalanya banyak dan besar layaknya bacaan al-Qur`an? Kalau begitu, bergembiralah wahai ahli al-Qur`an!
Saudaraku ...
Yang terbayang di benak mereka, dengan gelar sarjana teknik mereka bisa dengan mudah mencari dunia –dengan  seizin Allah– dengan pendapatan yang besar sebagaimana yang dialami oleh orang-orang berdasi.
Wahai saudaraku, jika Anda yakin bahwa dengan mendapatkan gelar sarjana, maka kelapangan dunia ada di depan mata. Punya rumah bertingkat, mobil, istri cantik dan lain sebagainya, padahal Anda yakin bahwa Anda hanya bisa menikmatinya hanya 40 tahun atau bahkan lebih singkat dari itu. Maka, apakah konsep ini juga Anda terapkan untuk negeri akhirat Anda? Adapun orang cerdas, sebagaimana ia mengetahui keutamaan gelar sarjana ST (Sarjana Teknik), maka ia pun lebih bersemangat dalam meraih gelar PIS (Penuntu Ilmu Syar’i) karena akhirat jauh lebih baik dan kekal daripada dunia. Seandainya saja gelar sarjananya gagal, maka paling dunianya sempit dan merana –menurut persangkaan sebagian mereka–, tetapi jika akhiratnya yang gagal, maka dia akan merugi, menyesal, dan merana selama-lamanya. Naudzubillah wa nas`alullaha lana as-salamah wal afiyah.
Jika Anda tidak mampu menghafal al-Qur`an, maka luangkanlah waktumu untuk membacanya. Jika tidak mampu juga, maka cintailah ahlinya. Jika tidak mampu juga, maka saya turut berbela sungkawa dan akan bertakbir empat kali untuk menshalati Anda karena Anda telah meninggal dunia.
Namun, saya yakin Anda adalah orang cerdas, karena hanya orang cerdas saja yang bisa masuk ke perguruan tinggi favorit. Orang cerdas akan memutuskan untuk mengambil yang terbaik dari semua kebaikan yang ada. Maka, lanjutkanlah urusanmu dan barengilah dengan urusan akhiratmu. Bersemangatlah dan jangan lemah. Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berwasiat kepada Anda:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ
“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah, dan masing-masing mereka adalah baik. Bersemangatlah dalam melaksanakan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan lemah.” [Shahih Muslim (no. 4816)]
Jika saya mengatakan kepada Anda, “Bersedakahlah!” lalu, saya tidak sempurna dalam bersedekah, maka demi Allah:
(( وَمَا أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَى مَا أَنْهَاكُمْ عَنْهُ إِنْ أُرِيدُ إِلا الإصْلاحَ مَا اسْتَطَعْتُ ))
“Saya tidak bermaksud untuk menyelisihi apa yang saya perintahkan kepada Anda. Saya tidak bermaksud kecuali mendatangkan perbaikan semampu saya.” [QS. Hud [11]: 88]
Yang jelas, persaudaraan di antara kaum muslimin menuntut untuk saling memberi nasehat karena nasehat itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin.
(( وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ ))
“Dan berilah nasehat, karena sesungguhnya nasehat itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin.” [QS. Adz-Dzariyat [51]: 55]
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Masjid Thaybah, 8 Pebruari 2012
Sahabatmu Fillah
Abu Zur’ah ath-Thaybi
*penomoran hadits berdasar al-Maktab asy-Syamilah
.
.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3 M (Seni Untuk Perubahan )

Cerita Cinta - Pertama Jumpa