3 M (Seni Untuk Perubahan )


                                                                                    بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

           Semoga kita diberi kemampuan untuk terus menerus berubah. Berubah untuk menjadi yang lebih baik dari diri kita sebelumnya. Karena, didunia ini semuanya pasti akan mengalami peubahan. Sehingga orang-orang yang beruntung didalam hidup ini adalah orang-orang yang punya semangat untuk memperbaiki dirinya.
            Namun  terkadang kita terganjal dalam kondisi kita ingin merubah  orang-orang disekitar kita, entah itu keluarga, tetangga,  teman dan lain sebagainya. Kita ingin merubah orang lain tetapi seringkali tidak dapat terealisasi.  Oleh  Karena itu mari kita terapkan seni didalam melakukan perubahan yang teringkas dalam 3M, yaitu:


1.    Mulailah dari diri sendiri
         Jangan berangan-angan untuk merubah sesuatu dengan terlalu menuntut dari orang lain. Sebelum menuntut siapapun, tuntutan pertama adalah kepada diri sendiri. Kegagalan orang yang merubah orang lain adalah karena terlalu banyak menuntut dari orang lain. Misalnya kita berkata kepada teman-teman,“Kita harus sholat tepat waktu!”. Pertanyaaan pertama apakah saya sudah sholat tepat waktu apa belum. “Kita harus menjaga kebersihan!”,sedangkan dia membuang sampah sembarangan.
         Semuanya harus dimulai dari DIRI SENDIRI.  Kalau kita tidak memiliki keyakinan untuk merubah diri sendiri, maka kita akan jatuh karena omongan kita sendiri. Kegagalan seorang pemimpin yang ditertawakan pengikutnya, kegagalan seorang guru yang menjadi bahan ejekan muridnya adalah ketika tidak cocoknya  antara apa yang dikatakan dengan apa yang diperbuatnya. Sehingga dengan  perubahan diri sendiri, maka secara otomatis kita akan bisa merubah orang lain. 


2.       Mulailah dari hal-hal yang kecil
         Karena hal besar itu terdiri dari rangkaian hal-hal yang kecil. Contohnya kita, kita juga bisa jadi sebesar ini dulunya cuma dari sel telur dan sperma bukan?. Kegagalan melakukan perubahan bisa dikarenakan angan-angan kita yang terlalu besar. “Semester ini kita harus mendapatkan IP 4,0!”, padahal belajar saja malas-malasan, materi mata kuliah tidak punya, kuliah sering terlambat pula . Sebenarnya perkataan itu tidak salah, namun kalau ingin efektif mulailah dari kita dari yang terkecil. Misalnya, mulailah dari membaca materi yang akan diajarkan esok hari. Cukup dibaca saja, Alhamdulillah kalau bisa dipahami. “Kalau tidak paham kan percuma?”, tidak percuma! Di dalam islam tidak ada yang percuma. Bahkan titik saja bisa memiliki arti penting. Huruf Nun  jika ditamabah satu titik disebelahnya akan  menjadi Ta’, jika ada noda titik yang jatuh maka akan menjadi Tsa’.
         Makanya mulai sekarang kalau kita ingin berprestasi mulai dari YANG KECIL-KECIL saja. Ada sebuah pesantren, yang akhirnya manjemennya menjadi baik, hanya berawal dari “Manajemen Sandal”. Ternyata setelah dihitung-hitung dengan menata sandal saat masuk kemasjid dapat menghemat waktu 4 detik. 4 detik? Hal yang kecil bukan? Ingat, prestasi besar adalah rangkaian dari prestasi kecil.  Sekecil apapun perbuatan yang kita lakukan akan berdampak kepada diri kita. Misalkan kita mulai dengan hari ini latihan tidak banyak berkomentar, hari ini tidak mengucap kata-kata kotor, hari ini tidak akan bermain game, dan lain sebagainya. Ingat, yang terpenting bukanlah besar kecilnya perbuatan yang dilakukan tetapi besarnya keinginan dan niatlah yang akan menentukan suksesnya perubahan .


3.       Mulailah dari sekarang
         Do it now! Memang seering kali kita mengulur waktu padahal belum tentu ada NANTI terutama dalam hal shola. Dalam hal ini seakan-akan Allah menciptakan waktu untuk kita leluasa mengerjakan kepentingan pribadi. Dan lupa akan kewajiban yang seharusnya  diprioritaskan. Padahal ketika Rasulullah ditanya,”Yaa Rasulullah, amalan apa yang paling dicintai Allaah?”, Rasul menjawab,”Sholat tepat waktu.”. Jadi jangan menunda-nunda berbuat baik.  Ketika kita kuliah mendapat tugas dan kita menunda-nunda mengerjakannya maka akhirnya tugas tidak kerjakan dan ujung-ujungnya ‘bacem’ milik teman. Mau sholat tahajjud, sudah bangun jam set 3, tetapi karena menunda-nunda, akhirnya tidur lagi dan kebablasan sampai subuh. Setiap kebaikan jangan ditunda, nanti keburu meninggal dunia. Dan setiap kali kita menunda akhirnya bisa jadi lupa. Membayar utang, jika ditunda maka itu sama dengan dzalim. Karena Allaah sudah memberikan nikmat rejeki tetapi kita tidak segera menggunakannya.
         Pekerjaan yang ditunda selain bisa jadi lupa, juga akan menyebabkan korupsi waktu.  Jika kita bisa mengerjakannya SEKARANG mengapa kita mengerjakannya nanti, padahal  waktu nanti bisa kita pergunakan untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat.  Dan kuncinya untuk memanfaatkan waktu adalah dengan mengingat mati. Kematian itu tidak tahu kapan akan datang. Dan ingat, Orang yang paling pandai adalah orang yang paling banyak mengingat mati dan paling banyak mempersiapkan diri untuk menyambut kematian.


            Itu tadi adalah 3M seni untuk melakukan perubahan, semoga dengan menerapkan 3 M ini kita bisa melakukan perubahan menjadi sosok pribadi yag lebih baik. Teruslah bermuhasabah diri jangan banyak menuntut orang lain tanpa menuntut diri sendiri. Mulai dari yang kecil  jangan muluk- muluk berangan-angan kosong, dan yang terakhir adalah nikmati prosesnya.
            Semoga bermanfa’at dan semoga kita diberi ke-Istiqomahan dalam beribadah kepada-Nya.

“Dan berilah nasehat, karena sesungguhnya nasehat itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin.”
(QS. Adz-Dzariyat [51]: 55)

#KH.  Abdullah Gymnastiar – Memulai Perubahan

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Cinta Untukmu Adek Perempuanku

Cerita Cinta - Pertama Jumpa